NAMA : FIRMINUS
NIM :
2012210028
NO HP : 089694118181
1.
Memimpin
Dengan Efektif
Setiap pemimpin sudah tentu ingin
kepemimpinannya menjadi efektif, efisien dan produktif. Namun, tidak jarang
yaang terjadi bahwa proses kepemimpinannya menjadi stag karena berbagai faktor.
Antara lain, kurang pengalaman, kurang pendidikan, kurang latihan dan lain
sebagainya.
Kendati demikian, faktor-faktor di
atas bisa di atasi oleh seorang pemimpin yang ingin menjadi pemimpin yang
efektif. Bagaimana caranya?
1. Memimpin dengan contoh
Memimpin dengan contoh akhir-akhir
ini semakin rame dididiskusi oleh semua kalangan elite maupun akar rumput.
Tentu hal itu memiliki alasan mendasar karena faktanya banyak pemimpin yang
tidak menjadi contoh yang baik dalam memimpin. Banyak pemimpin yang perilakunya
korup dan hanya mementingkan diri dan kelompoknya saja.
Itu sebabnya, memimpin dengan contoh
menjadi kebutuhan mendasar di negeri ini. Mencari figur yang memiliki
keteladanan kepemimpinan yang bersih, jujur, transparan dan tidak korup
bagaikan mencari mutiara di mulut singa.
Pencarian terhadap pemimpin semacam
itu sudah lama dilakukan. Dan baru-baru ini publik dibuat terperangah ketika
Joko Widodo dan Basuki Cahaya Purnama terpilih menjadi orang nomor satu untuk
memimpin ibu kota Jakarta. Mereka dipilih oleh rakyat karena rekam jejak mereka
sudah terbukti. Mereka memimpin dengan contoh. Itu sebabnya kepemimpinan mereka
sangat efektif dan didukung oleh rakyat.
2. Memimpin dengan integritas
Di dalam sebuah survey di Amerika
yang ditujukan kepada kurang lebih 1300 para pimpinan perusahaan dan pejabat di
pemerintahan, mereka ditanya kualitas apakah yang paling penting dimiliki untuk
dapat sukses menjadi pemimpin. Jawabannya menarik karena secara mayoritas
(71%) mereka memilih jawaban sebagai yang terpenting: integritas.
Arti kata integritas adalah keadaan
yang sempurna, di mana perkataan dan perbuatan menyatu dalam diri seseorang.
Seseorang yang memiliki integritas tidak meniru orang lain, tidak berpura-pura,
tidak ada yang disembunyikan, dan tidak ada yang perlu ditakuti. Kehidupan
seorang pemimpin adalah seperti surat Kristus yang terbuka (II Kor 3:2).
Beberapa ciri dari intergritas
seorang pemimpin Kristen: pertama, hidup sesuai dengan apa yang diajarkan;
kedua, melakukan sesuai dengan apa yang dikatakan; ketiga, jujur dengan orang
lain; keempat, memberikan yang terbaik bagi kepentingan orang lain atau
organisasi daripada diri sendiri; kelima, akan hidup secara transparan.
Integritas sebagai karakter bukan
dilahirkan, tetapi dikembangkan secara satu lepas satu di dalam kehidupan kita
melalui kehidupan yang mau belajar, keberanian untuk dibentuk Roh Kudus. Itu
sebabnya seorang pemimpin terkenal berani berkesimpulan, bahwa karakter yang
baik akan jauh lebih berharga dan dipuji manusia dibandingkan dengan bakat atau
karunia yang terhebat sekalipun. Kegagalan sebagai pemimpin bukan
terletak kepada strategi dan kemampuannya dalam memimpin, tetapi kepada tidak
adanya integritas pada diri pemimpin.
Pepatah Melayu berkata, “Semakin
tinggi monyet naik ke atas pohon, semakin kelihatan pantatnya yang
jelek.” Memang kepemimpinan selalu menjadi sorotan dan ketika seseorang
menjadi pemimpin, mulai kelihatan kelemahannya. Tetapi mengembangkan
integritas akan menolong kita menghadapi hal ini.
3. Memimpin dengan jiwa dan
roh
Yang dimaksud dengan memimpin dengan
jiwa dan roh adalah pelayanan kita nantinya bukan hanya soal pekerjaan laksana
seorang upahan.
Kisah tentang Yesus yang membasuh
kaki murid-muridNya dalam Yohanes 13 seharusnya menjadi teladan kita.
Karena di sana seorang pemimpin adalah berjiwa hamba. Yang dimaksud pemimpin
yang memiliki hati hamba adalah pemimpin yang dimotivasi oleh kasih untuk
melayani, kasih yang berinisiatif melayani di mana murid-muridNya saling
menunggu, dan yang memberikan teladan.
Albert Schweitzer (misionari,
musisi, dan humanis agama) pernah berkata tentang arti pelayanan, “Saya tidak
tahu apa yang akan terjadi pada masa depan Anda, tetapi saya hanya tahu satu
hal: di antara kalian yang akan memiliki kebahagiaan adalah mereka yang sungguh
mencari dan mendapatkan prinsip bagaimana melayani.
2.
Self
leadership &
Superleadership
Faktor – faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan Self
Leadership:
·
Mind
·
Disturb
·
Happy
·
Fear
Kita hidup gak perlu mencari happy dan kesuksesan karena
kedua – duanya itu sudah ada di dalam diri kita.
Sebagai contoh :
Happy dan kesuksesan itu ga perlu
di cari karena dengan kita bertemu dengan teman – teman kita dan dapat
bersyukur apa yang kita dapat walupun itu kecil , itu sudah merupakan kebahagian
dan kesuksesan kita.
Sukses itu EASY
cukup dengan menghargai apa yang kita capai dan ada di sekitar kita.
3. Peran sebagai agent of change and
development:
ADALAH
bagaimana kita dapat membuat suatu perubahan positif dalam kehidupan kita serta
dapat menbangun kemampuan dan pemnabgunan yang positif dalam mendorong suatu
perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis
dalam pembangunan nasional.karena itu peran kita sangat diperlukan terutama
adalah kaum muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar